Selasa, 26 Juni 2012

Time Value of Money


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Secara ekonomi, segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang dapat diperoleh tanpa adanya pengorbanan. Untuk mendapatkan air minum, pakaian, rumah, dan kebutuhan lain diperlukan suatu pengorbanan ataupun biaya. Bahkan udara sekalipun bagi orang yang sakit dirumah sakit harus diperoleh dengan pengorbanan. Dengan kata lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan karena keterbatasan sumber atau penawaran maka diperlukan pengorbanan atau biaya.
Perusahaan yang memerlukan tambahan dana untuk pembiayaan investasi, perluasan kapasitas, pembelian bahan baku, pembayaran gaji kayawan dan kegiatan usaha lainnya harus mengeluarkan biaya yang sering disebut sebagai biaya modal. Seorang entrepreneur yang memiliki dana pribadi dalam jumlah yang sangat besar, akan memperhitungkan biaya modal atau tingkat keuntungan yang harus dihasilkan atas penggunaan dana tersebut, seperti halnya apabila ia harus meminjam dana dari pihak lain. Sebagai contoh ia meminjam dana dibank sebesar Rp. 10.000.000,- untuk jangka waktu satu tahun dengan bunga 20% per tahun. Maka pada akhir tahun ia harus membayar kembali kepada bank sebesar Rp. 12.000.000,- yang merupakan pembayaran pokok pinjaman dan bungannya. Dari contoh demikian, dapat dipetik kesimpulan bahwasa entrepreneur dan bank sama-sama menghargai uang Rp. 12.000.000,- satu tahun yang akan datang mempunyai nilai yang sama dengan uang Rp. 10.000.000,- pada tahun saat ini.
Dalam contoh lain, kalau sesorang akan diminta memilih untuk menerima uang Rp. 1.000.000,- saat ini ataukah pada tahun yang akan datang, dia tentu akan memilih untuk menerimanya pada saat ini. Hal demikian dikarenakan uang Rp. 1.000.000,- pada saat ini memiliki nilai yang lebih besar dibanding Rp. 1.000.000 ditahun akan datang. Oleh karena itu pemahaman konsep nilai waktu uang menjadi sangat penting.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang tertera diatas, maka dalam makalah yang sederhana ini saya akan memberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana sih konsep nilai waktu uang (Time Value of Money) tersebut dan apa saja hal yang terkait didalam perhitungan nilai waktu uang tersebut.
C.     Tujuan Penulisan
Dalam hal penulisan karya tulis ini, pada dasarnya bertujuan pada pemenuhan tuga matematika perbankan. Selain itu pada dasarnya tujuan penulisan karya ilmiah ini, yaitu untuk memberikan sedikit pemahaman tentang bagaimana konsep Time Value Of Money dan apa saja yang terkait dalam konsep tersebut.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    KONSEP TIME VALUE OF MONEY
Jika anda diberi kesempatan untuk memilih Rp 100 juta hari ini atau Rp 100 juta,  5 tahun yang akan datang, apa jawaban anda?, Sudah pasti anda akan memilih Rp 100 juta hari ini.  Hal ini menunjukkan bahwa anda telah mengerti bahwa waktu akan mempengaruhi nilai uang.
Pada dasarnya konsep Time Value Of Money Mengatakan bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.
Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.
Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.
Lebih singkatnya apabila kita disuruh memilih akan menerima uang saat ini atau seminggu kedepan, kita past akan memilih untuk diambil saat ini kan? Karena nilai yang kita dapat saat ini dengan seminggu kedepan tentu akan sangat berbeda nilai waktu uangnya.[1]
Waktu adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu keputusan untuk menentukan apa yang akan anda lakukan dengan uang yang anda miliki, karena dengan adanya waktu maka akan ada kesempatan untuk menunda konsumsi dan memperoleh pendapatan yang biasanya kita sebut bunga.[2]
Dalam hal konsep Time Value Of  Money terdapat  dua konsep perhitunga nilai dari uang tersebut, yaitu :
a.      Future Value (Nilai Kemudian)
Misalkan saudara saat ini berumur 25 tahun dan mulai menyimpan setiap tahun Rp. 200.000,-dalam bentuk tabungan dengan bunga 15% pertahun. Dan pada saat berumur 65 tahun atau 40 tahun kemudian, berapakah nilai simpanan kalau tidak pernah mengambil sekalipun ?. dan coba pilih mana yang benar antara Rp. 8.000.000,-, Rp. 9.000.000,-, atau Rp.10.000.000,-, maka semua alternati itu adalah salah. Melainkan jumlah simpnan berjumlah Rp. 35.000.000,-. Mengapa bisa menjadi demikian besar, itu dikarenakan nilai waktu uang memungkinkan simpanan tersebut menghasilkan bunga. Dan bunga tersebut akan menambah pokok simpanan,pokok simpanan yang setiap tahun menjadi semakin besar sehingga simpanan tersebut menjadi berlipat ganda.[3]
Nilai kemudian atau future value dapat diperoleh dengan mengalikan tingkat bunga dengan pokok pinjaman atau periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung setiap bulan, kuartalan, enam bulan atau satu tahun sekali. Bahkan dalam dunia perbankan dinegara kita, dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat bunga ditentukan setiap satu tahun.[4] Sebagai contoh, kalau anda menyimpan uang anda dibank sebesar Rp. 1.000.000,- selama satu tahun dan memperoleh bunga 15% per tahun, maka pada akhir tahun anda akan menerima
NT1             = 1.000.000 (1+0,15)
                    = 1.150.000

Dalam hal ini NT1 adalah nilai terminal pada tahun kesatu. Nilai terminal menunjuan nilai pada waktu tersebut. dan apabila dana tersebut kita simpan selam dua tahun, dan memperoleh bunga 15% pertahun, maka :
NT1              = 1.000.000 (1+0,15)
                    = 1.322.500

Demikian seterusnya. Hal ini terjadi karena bunga dibungakan lagi (compound interest). Secara umum kita bisa menuliskan , bahwa apabila Co adalah nilai simpanan pada awal periode, maka nilai terminal pada tahun (periode) ke n, adalah :
NTn                          = Co (1+ r)
Dalam hal ini r adalah tingkat bunga yang dipergunakan.
Bunga yang diberikan kepada penabung mungkin dibayarkan tidak hanya sekali dalam setahun, tetapi juga bisa juga dua kali, tiga kali atau m kali. Kalau bunga dibayarkan dua kali dalam setahun, maka pada akhir tahun 1 nilai terminalnya adalah,

NT1             =  1.000.000 {1+(0,15/2)}
                    = 1.155.625
Sedang kalu kita dibayar tiga kali, maka pada akhir tahun 1 terminalnya adalah ,
NT1             =  1.000.000 {1+(0,15/3)}
                    = 1.157.625
Kita lihat bahwa semakin sering bunga dubayarkan, maka semakin besar pula terminal yang diterima  pada akhir periode yang sama. Secara umum apabila bunga dibayarkan dalam m kali dalam satu tahun, dan kita menyimpan uang selama n tahun, maka nilai terminal pada tahun ke n adalah,
NTn             = CO {1 + (r/m)}
Apabila m mendekati tidak terbatas, maka  {1 + (r/m)}   akan mendekati e  . dalam hal ini e kurang lebih sama dengan 2,71828. Dengan demikian maka,
NTn             = CO e   .[5]
b.      Presen Value (Nilai sekarang)
Pemahaman konsep nilai sekarang  atau Present Value sangat penting  dalam manajemen keuangan. Manajer keuangan seringkali dihadapkan  pada persoalan pengambilan keputusan  yang tidak terlepas dari konsep ini. Dalam penilaian investasi misalnya, manajer keuangan diharuskan mengukur nilai sekarang aliran kas yang dikas yang diharapkan  akan dihasilkan dalm investasi tersebut. Sama halnya dengan konsep nilai kemudian atau Future Value, dalam konsep nilai sekarang ini pun ada dua alternatif aliran kas, aliran kas yang terjadi satu tahun sekali dan aliran kas yang berkali-kali dengan jumlah yang sama setiap tahun atau anuitas.[6]
Sebagai contoh, orang tua saudara menjanjikan akan memberikan uang sebesar Rp. 700.000,- satu tahun akan datang. Sementara itu tingkat suku bunga bank yang berlaku pada saat ini adalah 8% pertahun. Timbul pertanyaan, berapakah orang tua saudara harus menyimpan uangnya dibank agar satu tahun kedepan menjadi Rp. 700.000,-? , dengan kata lain, berapa nilai sekarang uang Rp. 700.000,- satu tahun yang akan datang kalu tingkat bunga yang berlaku 8% pertahun ?
Rp 700.000,-      =  XO (1+0,08)
               XO       =  Rp.700.000,-
                                               (1+0,08)

                           =  Rp. 648.150,-
Dengan demikian nilai sekarang penerimaan kas Rp.700.000,- satu tahun yang akan datang dengan bunga 8% pertahun adalah Rp.648.150,-. Dapat juga dikatakan bahwa Rp.648.150,- kas saat ini memiliki nilai yang sama dengan Rp.700.000,- satu tahun yang akan datang bila bunga yang berlaku 8% pertahun. Misalkan penerimaan tersebut akan terjadi dalam dua tahun kemudian, berapakah nilai sekarang dari penerimaan Rp.700.000,- tersebut bila bunga yang berlaku tetap 8% pertahun ?

Rp.700.000,-      = Rp.700.000,-
                                               (1+0,08)
                                          = Rp.600.140,-
Karena Xo tidak lain adalah nilai sekarang sejumlah penerimaan dimasa datang Xn , dengan tingkat bunga r pertahun maka secara umum dapat diformulasikan menjadi :

NS          =          Xn               
 (1+r)
NS          = Xn
(1+r)
Seperti halnya nilai kemudian, 1/(1+r)   tidak lain adalah nilai sekarang faktor bunga (NSFB) yang dengan mudah dapat dicari dengan tabel. Namun demikian saat ini juga telah tersedia bermacam kalkulator yang dapt menghitung nilai sekarang faktor bunga tersebut, dengan demikian nilai sekarang dapat dicari dengan mengalikan penerimaan yang diharapkan dengan nilai sekarang faktor bunga . sehingga persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
NS          = Xn (NSFBr.n)
Misalan saudara dihadapkan pada pilihan apaah menerima kas saan ini senilai Rp.1.000.000,- atau Rp.2.500.000,-lima tahun kemudian. Apabila bunga yang berlau selama lima tahun adalah 18% pertahun, maka alternatif mana yang akan saudara pilih ?, tentu saudara akan mencari berana nilai sekarang atas penerimaan Rp.2.500.00,- lima tahun yang akan datang. Apabila bunga bank selama limatahun adalah 18% pertahun, maka :
NS          = Xn (NSFB 18%.5)
               = 2.500.000 (0,4370)
               = 1.092.500
Dengan demikian saudara tentunya akan lebih senang menerima Rp.2.500.00,- lima tahun kemudian, karena memiliki nilai sekarang yang lebih besar dari alternatif pertama. Hal ini tentunya dengan asumsi bahwasanya tingkat bunga tidak akan meningkat, karena apabila tingkat bunga naik, katakan saja menjadi 22% pertahun, maka alternatif pertama menjadi lebih baik.
Nilai Sekarang Faktor Bunga Rp.1,-
Selama n Periode dengan Bunga r Per Tahun
(NSFB r.n= 1/(1+r)
N
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
01
,99010
,96039
,97007
,96154
,95238
,94340
,93458
,92593
,91743
,90909
02
,98030
,96117
,94260
,92456
,90703
,89000
,87344
,85734
,84168
,82645
03
,97069
,94232
,91514
,88900
,86384
,83962
,81530
,79383
,77218
,75131
04
,96098
,92385
,88849
,85480
,82270
,79209
,76290
,73503
,70843
,68301
05
,95147
,90573
,86261
,82193
,78353
,74726
,71299
,68058
,64993
,62092
06
,94204
,88797
,83748
,79031
,74622
,70496
,66634
,60317
,59627
,56447
07
,93272
,87056
,81309
,75992
,71068
,66506
,62275
,58345
,54703
,51316
08
,92348
,85349
,78941
,73069
,67684
,62741
,58201
,54027
,50187
,46651
09
,91434
,83675
,76642
,70259
,64461
,59190
,54393
,50025
,48043
,42410
10
,90529
,82035
,74409
,67556
,61391
,55839
,50835
,46319
,42241
,38554
11
,89632
,80426
,72242
,64958
,58468
,52679
,47509
,42888
,38753
,35049
12
,88745
,78894
,70138
,62460
,55684
,49697
,44401
,39711
,35553
,31863
13
,87866
,77303
,68095
,60057
,53032
,46884
,41496
,36770
,32618
,28966
14
,86996
,75787
,66112
,57747
,50507
,44230
,38782
,34040
,29925
,26333
15
,86135
,74301
,64186
,55526
,48102
,41726
,36245
,31524
,27454
,23939
16
,85282
,72845
,62317
,53391
,45881
,39365
,33873
,29189
,25187
,21783
17
,84438
,71416
,60502
,51337
,43630
,37136
,31657
,27027
,23107
,19784
18
,83602
,70016
,58739
,49363
,41552
,35034
,28588
,25025
,21199
,17988
19
,82774
,68643
,57029
,47464
,39573
,33051
,27651
,23171
,19449
,16351
20
,81954
,67297
,55367
,45639
,37689
,31180
,25842
,21455
,17843
,14864
21
,81143
,65978
,53755
,43883
,35894
,29415
,24151
,19866
,16370
,13513
22
,80340
,64684
,52189
,42195
,34185
,27750
,22571
,18394
,15018
,12285
23
,79544
,63416
,50669
,40573
,32557
,26180
,21095
,17031
,13778
,11168
24
,78757
,62172
,49193
,39012
,31007
,24698
,19715
,15770
,12640
,10153
25
,77977
,60953
,47760
,37512
,29530
,23300
,18425
,14602
,11597
,09230

Seperti halnya dalam perhitungan nilai kemudian, apabila bunga diperhitungkan lebih dari sekali dalam satu periode, maka kitapun dapat dengan mudah mencari nilai sekarang dengan menggunakan tabel nilai sekarang faktor bunga. Namun demikian sering timbul masalah apabila hasil pembagian tingkat bunga dengan frekuensi perhitungan ternyata tidak berupa bilangan bulat seperti dalam tabel. Secara sederhana nilai sekarang aliran kas (Xn) apabila bunga dihitung sebanyak m kali selama periode n dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan :
NS              =          Xn               
(1 + r/m)

 

NS              = Xn
(1 + r/m)

NS              = Xn (1 + r/m)

Sebagai contoh misalakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan diharapkan mendapatkan arus kas sebesar Rp.10.000.000,-. Apabila tingkat bunga yang berlaku sebesar 15% pertahun dan bunga diperhitungkan setiap empat bulan sekali atau tiga bulan dalam satu tahun, maka nilai sekarang penerimaan tersebut adalah :
NS              = Rp.10.000.000,-       1         
(1 + 0.15/3)
                                    = Rp.10.000.000,-
                                    = Rp.4.810.170,-[7]

B.     Bunga
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwasanya Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang.[8] Sedang dalam hal perhitungan bunga, terdapat 2 jenis perhitungan pendapatan bunga, yaitu :

a.      Simple Interest (Bunga Tunggal)
Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung dari pokok pinjaman dari simpanan awal. Dalam arti lain, bunga tunggal adalah bunga yang dibayarkan setiap jangka waktu tertentu dan bersifat tetap.
sebagai contoh, Awal simpanan (tabungan) Rp. 125.000,- disimpan di bank konvensional selama 4 tahun dengan suku bunga 8% pertahun (bunga tunggal). Maka dengan perhitungan seperti yang dibawah ini dapat diketahui berapa pokok dan bunga yang harus dibayarkan.
            B = M.r.t
            B = Rp. 125.000 x 8% x 4 th
            B = Rp. 40.000,-
            Jadi Simpanan pokok dan bunga 4 tahun
            NA = 125000 + 40000 = Rp. 165.000,-
Dengan tabel,
Tahun ke
Perhitungan bunga
Bunga (B)
Pokok (P)
B + P
1
8% dari 125000
10000
125000
135000
2
8% dari 125000
10000
135000
145000
3
8% dari 125000
10000
145000
155000
4
8% dari 125000
10000
155000
16500

b.       Compound Interest (Bunga Majemuk)
Bunga majemuk adalah bunga yang diperhitungkan atas modal dan bunga tersebut ditambahkan pada modal awal, untuk dibungakan kembali pada periode berikutnya, sehingga bunga pada setiap saat berbeda-beda.
Sebagai contoh, sama dengan contoh bunga tunggal, Awal simpanan (tabungan) Rp. 125.000,- disimpan di bank konvensional selama 4 tahun dengan suku bunga 8% pertahun (bunga majemuk). Maka perhitungannya dengan menggunakan rumus berikut.
Fn = M ( 1 + r )n     atau    NADn = Co ( 1 + r )n
F4 = 125000 ( 1 + 8% ) 4
F4 = 125000 ( 1 + 0.08% ) 4
F4 = 125000 ( 1,08 ) 4
F4 = 125000 ( 1,3605)
F4 = 170062,5
Atau dengan Tabel,
Tahun ke
Perhitungan  Bunga
Bunga (B)
Pokok (P)
B + P
1
8% dari 125000
10000
125000
135000
2
8% dari 135000
10800
135000
145800
3
8% dari 145800
11664
145800
157464
4
8% dari 157464
12597,12
157464
170061,12

c.       Perbandingan Berbagai Jenis Tingkat Suku Bunga
Keuangan berhubungan dengan tiga jenis utama tingkat suku bunga, yaitu, tingkat suku bunga Nominal (inom), Tingkat Suku Bunga Periodik (iPER), dan tingkat suku bunga efektif tahunan (EAR atau EFF%). Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk memahami arti masing-masing dan kapan ketiga jenis tingkat suku bunga tersebut harus digunakan.
1.                 Tingkat suku bunga nominal, atau tercatat, atau APR. Ini adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh pihak perbankan, perusahaan sekuritas, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Jadi, jika anda berbicara seorang bankir, seorang pialang, memberi pinjaman kepemilikan rumah, perusahaan penyandang kredit mobil, maka biasanya yang mereka berikan berikan atau keluarkan adalah tingkat suku bunga nominal. Akan tetapi, agar dapat bermakna, tingkat suku bunga yang dikeluarkan itu juga harus termasuk jumlah periode pemajemukan dalam setahun.
Tingkat suku bunga nominal untuk kredit konsumen disebut juga presentase tingkat suku bunga tahunan (Anual Percentage Rate – APR). Jika perusahaan penerbit kartu kredit mencantumkan angka APR sebesar 18 % sebulan, berarti tingkat suku bunganya adalah 18%/12 = 1,5 % perbulan.
Tingkat suku bunga nominal dapat dibandingkan satu sama lainnya, tetapi ini sebaiknya dilakukan hanya jika instrumen yang dibandingkan menggunakan jumlah  periode pemajemukan pertahun yang sama. Jadi, anda dapat membandingkan imbal hasil yang tertera dari dua obligasi jika kedua sama-sama membayarkan bunga persetengah tahunan. Akan tetapi, untuk membandingkan sebuah deposito dengan bunga 6%  yang membayar tiap setengah tahunan dengan sebuah reksanadana pasar uang 5% yang memberikan pembayaran harian. Maka kita harus menghitung kedua instrumen dengan tingkat suku bunga efektif (atau ekuivalen) tahunan (EFF%) yang akan dibahas lebih lanjut dibagian selanjut.
Perhatikan bahwa tingkat suku bunga nominal tidak pernah disajikan dalam garis waktu, dan tidak pernah digunaka sebagai input dalam kalkulator keuangan (kecuali jika pemajemukan hanya terjadi sekali dalam setahun, dimana iNom = tingkat suku bungan periodik =EAR). Jika pemajemukan yang lebih sering, anda harus menggunakan tingkat suku bunga periodik sesuai dengan pembahasan dibawah untuk perhitungannya.
2.                 Tingkat suku bunga periodik, iPER ini adalah tingkat suku bunga yang dibebankan oleh pemberi pinjaman atau yang dibayarkan peminjam setiap periode. Tingkat suku bunga ini bisa berupa bunga tahunan, per periode enam bulan, per kuartal, per bulan, per hari, per periode lainnya. Sebagai contoh, sebuah bank mungkin mengenakan bunga APR sebesar 18%. Atau 1,5% perbulan untuk pinjaman kartu kriditnya, atau perusahaan pembiayaan yang akan membebankan  bunga 3% perkuartal atas cicilan pinjaman. Kita dapat menghitung suku bunga periodik sebagai berikut :
Tingkat suku bunga periodik, iPER = iNom/m
Yang artinya
Tingkat suku bunga Nominal (APR)

= iNom = (Tingkat suku bunga periodik)(m)

Disini iNom adalah tingkat suku bunga nominal dan m  adalah jumlah periode pemajemukan pertahun. Untuk mengilustrasikannya, bayangkan sebuah pinjaman  perusahaan pembiayaan yang memberikan bunga 3% perkuartal :
Tingkat suku bunga nominal (APR)
= iNom = (Tingkat suku bunga periodik)(m) = (3%)(4) = 12%
 Atau
Tingkat suku bunga periodik
= iNom/m = 12%/4 = 3% Per kuartal
Jika hanya ada satu kali pembayaran dalam setahun, atau jika bunganya ditambahkan hanya sekali dalam setahun, maka m=1, dan tingkat suku bunga periodik sama dengan tingkat suku bunga nominal.
Tingkat suku bunga periodik adalah tingkat suku bunga yang secara umum ditampikan dalam garis waktu dan digunakan dalam perhitungan.
3.                  Tingkat Suku Bunga Efektif (atau ekuivalen) tahunan (EAR). Ini merupakan tingkat suku bunga tahunan yang akan menghasilkan nilai yang sama seperti jika kita memajemukkan pada periode tertentu sebanyak m kali pertahun. EAR dirumuskan sebagai berikut :
  i Nom     m
EFF% (atau EAR) =   1 + - 1,0
                                                           
Anda juga dapat menggunakan fitur konvensi tingkat suku bunga yang terdapat pada kalkulator keuangan.
Dalam rumus EFF%, iNom/m adalah tingkat suku bunga periodik, dan m adalah jumlah periode pertahun. Sebagai contoh, andaikan anda dapat meminjam dengan menggunakan kartu kredit yang mengenakan bunga 1% perbulan atau meminjam kepada bank dengan bunga nominal tercata (APR) sebesar 12% yang dimajemukan perkuartal. Mana yang akan anda pilih ?. untuk menjawab hal tersebut, tiap alternatif biaya bunga harus dinyatakan dalam EAR ;

Pinjaman Kartu Kredit : EFF%  = (1 + 0,01) - 1,0 =    (1,01)  - 1,0
                                                                              = 1,126825 – 1,0  = 0,126825 = 12,6825 %
Pinjaman Bank :        EFF%  = (1 + 0,03) - 1,0 = (1,03)  - 1,0
                                                                         = 1,125509 – 1,0  = 0,125509 =  12,5505 %

Jadi pinjaman kartu kredit sedikit lebih mahal daripada pinjaman bank. Hasil ini seharusnya dapat anda perkirakan, kedua pinjaman sama-sama memiliki bunga nominal 12%, tetapi anda harus melakukan pembayaran  bulanan untuk kartu kredit dibanding dengan pembayaran perkuarteal untuk pinjaman bank.
Tingkat suku bunga EFF% tidak digunakan dalam perhitungan. Akan tetapi, ini sebaiknya dipergunakan untuk membandingkan biaya efektif atau tingkat pengembalian dari pinjaman atau investasi kertika pembayaran periode berbeda, seperti contoh kartu kredit dan pinjaman bank diatas.[9]
C. Anuitas
Annuitas adalah serangkaian pembayaran dalam jumlah yang tetap untuk suatu jangka waktu tertentu.[10] Anuitas atau Annuity merupakan perhitunga bunga dengan mengalikan presentase bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara tahunan. Kemudian angsuran perbulan dihitung dengan membagi angsuran tahunan dibagi menjadi 12 bulan. Dalam metode anuitas ini, total angsuran pertahun akan sama, sementara angsuran pokok dan angsuran bunga akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap tahun dan angsuran bunga akan menurun, karena bunga dihitung dari saldo akhir kredit.
Besarnya angsuran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
A     =          M x i   
1- (1+ i)
A     =      A  
12

A     = Total angsuran pertahun
M    = Jumlah kredit
i       = Suku bunga pertahun
n      = Jangka waktu kredit
Ab   = Total angsuran perbulan

Sebagai contoh, wina mendapat kredit dari bank ABC sebesar Rp.120.000.000,- dalam jangka waktu 5 tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun anuitas, dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan.
Angsuran total setiap tahun sebesar Rp.33.289.168,- dan angsuran total perbulan adalah Rp.2.774.097. nilai demikian didapat dengan menggunakan rumus diatas dan perhitungannya sebagai berikut :


A     = 120.000.000 x 12%
1 – (1 + 12%)
A     = 33.289.168
Ab   = 33.289.168
12
Ab   = 2.774.097
Dari rumus anuitas dapat diperoleh angsuran pertahun sama dengan Rp.33.289.168,-. Sementara angsuran perbulan dihitung dengan membagi angsuran pertahun dengan 12  bulan sehingga angsuran perbulan sama dengan Rp.2.774.097,-. Dan angsuran pokok akan dihitung dengan mengurangkan angsuran total dengan angsuran bunga.[11]




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ketika seseorang disuruh memilih antara mendapatkan uang dengan nilai Rp.1.000.000,- pada saat sekarang dengan uang satu juta dimasa akan datang, tentulah ia akan memilih menerima uang tersebut pada saat sekarang ini. Dikarenakan nilai uang saat sekarang lebih besar dibandingkan dengan nilai uang dimasa akan datang meskipun nilai nominal yang tertera pada saat  akan datang itu sama dengan nilai nominal pada saat sekarang.
Mengapa demikian, karena pada dasarnya nilai pada saat ini Rp.1.000.000,- akan menjadi sama dengan nilai Rp.1.200.000,- didua tahun kedepan. Hal tersebut dikarenaka penggunaannya sistem bunga, dimana seiring dengan berlalunya waktu uang tersebut akan terus berkembang menjadi nilai nominal yang lebih besar. Meskipun nilai nominalnya menjadi lebih besar, namun nilai pada uang tersebut masih tetap dengan nilai pada saat ini.
Dalam artian lain, inti dari konsep ini ialah nilai uang saat ini lebih berharga dibandingkan dengan nilai diwaktu kemudian.
B.     Kritik dan Saran
Segala puji bagi Allah SWT yang atas rahmatnya penulisan karya ilmiah yang sederhana dapat terselesaikan. Namun meskipun dapat terselesaikan dengan baik, tetap saja masih terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, baik dari segi penulisannya maupun dari isinya. Oleh karena itu saya memohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
terhadap tulisan ini, agar dapat perbaiki kembali.


**Note :
perlu diketahui bersama, bahwasanya konsep ini tidaklah ada dalam konsep ekonomi syariah, karena pada dasarnya dalam konsep ini uang dapat berkembang biak, bertambah banyak, seiring dengan berlalunya waktu. dan itu tidak dibenarkan dalam prinsip syariah.









DAFTAR PUSTAKA

*      Ismail. AKUNTANSI BANK : TEORI DAN APLIKASI DALAM RUPIAH. Ed. I, Cet. 2, Jakarta : Kencan. 2011
*      Brigham, Eugene F, Houston, Joel,F.  FUNDAMNETALS OF FINANCIAL MANAGEMENT, DASA-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN. Ed. 1, Jakarta : Salemba Empat. 2009
*      Sartono, Agus. MANAJEMEN KEUANGAN Teori dan Aplikasi. Ed. III, Cet. 1. Yogyakarta : BPFE. 1996
*      Husnan, Suad, Pudjiastuti, Enny. DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN. Ed. II, Cet. 1, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. 1998
*      http://Tiaralenggogenis.blogspot.com//Konsep-Nilai-Waktu-dari-Uang.html
*      http://alfiantoromdoni.blogspot.com/2011/12/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html
*      http://ammer-umar.blogspot.com/2012/01/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html



[1]  http://alfiantoromdoni.blogspot.com/2011/12/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html
[2] http://ammer-umar.blogspot.com/2012/01/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html
[3] Suad, Husnan, Enny, Pudjiastuti, DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN, Ed. II, Cet. 1, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 1998, Hal. 56
[4] Ibid. Hal.56-57
[5] R. Agus, Sartono, MANAJEMEN KEUANGAN Teori dan Aplikasi, Ed. III, Cet. 1, Yogyakarta : BPFE, 1996, Hal.33-34
[6] Op. Cit. , DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN, Hal.65-66
[7]Ibid. Hal. 66-71
[8] Ibid. konsep-nilai-waktu-dari-uang.html

[9] Eugene F. Brigham, Joel, F. Houston, FUNDAMNETALS OF FINANCIAL MANAGEMENT, DASA-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN, Ed. 1, Jakarta : Salemba Empat, 2009,Hal.310-313.
[11] Ismail, AKUNTANSI BANK : TEORI DAN APLIKASI DALAM RUPIAH, Ed. I, Cet. 2, Jakarta : Kencana, 2011, Hal. 195-196

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Keuangan Koperasi

  apa itu laporan keuangan ??? Laporan keuangan  sangat penting bagi koperasi. Laporan ini merupakan hal yang terkait dengan berjalannya k...